Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan di luar
lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam
masyarakat ini, telah dimulai beberapa waktu ketika anak-anak telah
lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah.
Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih
luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat
banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan
kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan),
sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Kaitan
antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu :
1) Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan.
2) Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat.
3) Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang (by design),
maupun yang dimanfaatkan (utility).
Paling sedikit dapat dibedakan menjadi enam tipe sosial-budaya sebagai berikut :
1) Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana.
2) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau sawah dengan
tanaman pokok padi.
3) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di ladang atau sawah.
4) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di sawah dengan tanaman
pokok padi.
5) Tipe masyarakat perkotaan.
6) Tipe masyarakat metropolitan.
Selain tipe masyarakat di atas yang dapat mempengaruhi karakteristik
seseorang, terdapat juga lembaga kemasyarakatan kelompok sebaya dan
kelompok sosial seperti remaja masjid, pramuka, dsb. Kelompok teman
sebaya mempunyai fungsi terhadap anggotanya antara lain :
1) Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
2) Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
3) Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang
dewasa.
4) Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh
kekuatan otoritas.
5) Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip
persamaan hak.
6) Memberikan pengetahuan yang tidak bisa dibrikan oleh keluarga secara memuaskan
(pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu, dan lain-
lain).
7) Memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks.
Dengan demikian organisasi tersebut menyediakan program pendidikan bagi anak-anaknya, yakni :
1) Mengajarkan keyakinan serta praktik-praktik keagamaan dengan cara memberikan
pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bagi mereka
2) Mengajarkan bagi mereka tingkah laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan
keyakinan-keyakinan agamanya
3) Memberikan model-model bagi perkembangan watak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar