Kemandirian sebagai tuntuan
desentralisasi pendidikan (Tim Dosen AP, 2010 : 25) pada daerah
kabupaten dan kota lebih menekankan pada kemandirian dalam mengelola dan
memberdayakan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk
mengimplementasikan kebijakan yang sudah ditetapkan oleh otoritas pusat
dan propinsi. Melihat sumber daya yang tersedia didaerah, maka setiap
daerah berbeda-beda dalam menangani urusan pendidikan. Perbedaan ini
terlihat dalam mengorganisasikan instansi pengelola pendidikan,
sedangkan untuk mengorganisasikan lembaga penyelenggaraan pendidikan
tetap menganut ketentuan nasional tentang jenis dan jenjang pendidikan.
Pengorganisasian sebagai proses membagi
kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu
kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan
sumberdaya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas
pencapaian tujuan organisasi. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan
sebuah organisasi maka diperlukan kriteria keberhasilan organisasi
lembaga pendidikan
Kriteria keberhasilan berfungsi untuk
menentukan nilai suatu aspek dalam suatu komponen tertentu. Pengelolaan
suatu lembaga pendidikan yang efektif dan efisien merupakan syarat
mutlak keberhasilan organisasi tersebut. Tidak terkecuali lembaga
pendidikan yang juga akan semakin dituntut menjadi suatu organisasi yang
tepat sasaran dan berdayaguna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal memerlukan suatu sistem pengelolaan yang profesional. Sebagai
salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan, selayaknya sekolah
memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas SDM. Hal
ini tidak terlepas dari seberapa baik sekolah tersebut dikelola. Apabila
sekolah dianalogikan sebagai mesin produksi, maka kualitas output akan
relevan dengan kualitas mesinnya. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan
(sekolah) merupakan keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang
berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi
yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah
sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.
Sehingga keberhasilan kepemimpinan pada hakikatnya berkaitan dengan
tingkat kepedulian seorang pemimpin terlibat terhadap kedua orientasi,
yaitu apa yang telah dicapai oleh organisasi (organizational
achievement) dan pembinaan terhadap organisasi (organizational
maintenance). Dengan pendekatan ini, keberhasilan seorang pemimpin dapat
dikaji dengan langkah-langkah atau cara pengamatan terhadap produk yang
dihasilkan oleh proses transformasi kepemimpinannya, seperti:
- Penampilan kelompok
- Tercapainya tujuan kelompok
- Kelangsungan hidup kelompok
- Pertumbuhan kelompok
- Kemajuan kelompok menghadapi krisis
- Bawahan merasa puas terhadap pemimpin
- Bawahan merasa bertanggung jawab terhadap tujuan kelompok
- Kesejahteraan psikologi dan perkembangan anggota kelompok
- Bawahan tetap mendukung kedudukan dan jabatan pemimpin
- Berkaitan dengan hasil transformasi tersebut dapat dilihat pula beberapa hal, seperti:
a. Pertumbuhan keuntungan
b.Batas minimal keuangan
c. Peningkatan produk pelayanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar