Rabu, 28 Mei 2014

Penderita Autis, Pendidikan serta Penanganan


memiliki beberapa karakteristik seperti kesulitan berkomunikasi dan bersosialisasi. Penderita autis tidak tahu bagaimana mengekspresikan kesenangan atau kesedihannya. Mereka juga tidak tahu caranya berkomunikasi.
“Seorang anak penderita autis tidak tahu bagaimana cara memanggil ibunya, mereka akan menyakiti diri sendiri, memukul dirinya hingga ibunya datang, begitulah salah satu cara mereka memanggil ibunya,” ujar Roselyn.
Menurut Roselyn, penderita autis seringkali berbicara dengan nada yang monoton dan tanpa ekspresi. Terkadang mereka mengulang-ulang perkataan orang lain yang mereka dengar, atau biasa disebut echolalia.

Selain lemah berkomunikasi, penderita autis seringkali bertingkah aneh seperti selalu mengulangi kegiatan yang sama setiap harinya. “Misalnya mereka memakai seragam sekolah. Pertama pakai baju, kedua pakai celana, ketiga pakai sepatu, selalu teratur karena mereka sulit meng-organize,” ujar Roselyn.
Roselyn juga mencontohkan, seorang muridnya yang menderita autis tidak memiliki ketakutan akan bahaya. “Seorang murid saya yang berusia dua tahun suka naik ke lantai empat, mencondongkan tubuhnya ke bawah, hanya untuk mendapatkan sensasi ngeri, dia tidak tahu itu bahaya,” ujarnya.
Selain itu, anak penderita autis juga memiliki obsesi berlebih terhadap sesuatu. Misalnya mereka terobsesi terhadap angka, maka mereka akan terus memperhatikan angka-angka, atau terobsesi terhadap tali, mereka akan memaimkan tali terus menerus. “Penderita autisjuga peka terhadap sentuhan. Mereka bisa tersakiti hanya karena sentuhan kecil,” katanya.
Meskipun demikian, ada kelebihan unik yang dimiliki anak penderita autis. Mereka dapat mengingat informasi secara detil dan akurat. Ingatan visual mereka juga sangat baik dan mampu berkonsentrasi terhadap subyek atau pekerjaan tertentu dalam periode yang lama.
Anak penderita autis membutuhkan perlakuan khusus dan penanganan sejak dini. Ada beberapa penanganan yang dapat dilakukan seperti memberikan pendidikan khusus, occupational therapy seperti terapi untuk penderita stroke, terapi bicara dan terapi bahasa, terapi fisik dengan melatih
otot-otot mereka,
applied behavioral analysis untuk membantu mengenal perilaku mana yang positif atau negatif, picture exchange communication system, yang merupakan metode belajar melalui gambar, mengekspresikan kata melalui gambar yang mudah ditangkap penderita autis.
TAK hanya anak normal yang berhak mendapat pendidikan, anak penyandang autis pun memiliki hak yang sama. Pemerintah malah mengimbau kepada para penyandang autis harus mendapatkan perhatian khusus.

Rabu, 14 Mei 2014

Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup


Pendidikan seumur hidup bermula dari laporan th 1972 Komisi Internasional Pengembangan Pendidikan, dipublikasikan oleh UNESCO dan sekarang dikenal dengan istilah “LAPORAN FAURE” yang memuat rekomendasi pertama untuk perencanaan-perencanaan pendidikan. Mengapa dikatakan pendidikan seumur hidup, hal ini didasarkan pada :
Ø  Keadilan
Keadilan dalam memperoleh pendidikan seumur hidup diusahakan oleh pemerintah. Dalam konteks keadilan pendidikan seumur hidup pada prinsipnya bertujuan untuk mengeliminasi pesanan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan. Dengan masyarakat yang berpengetahuan, secara otomatis masyarakat akan menghasilkan kerja yang baik. disampingitu dengan pendidikan seumur hidup maka masyarakat akan mampu memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki.

Tujuan Pendidikan Seumur Hidup


 
Pendidikan seumur hidup dimaksudkan sebagai pendidikan manusia seutuhnya. Alasanya adalah sebagai berikut :
a.       Secara filosofis, hakekatnya kodrat martabat manusia itu merupakan kesatuan integral potensi-potensi esensialnya sebagai makhluk pribadi, social, dan makhluk susila
b.      Secara psikofisik realitasnya pribadi manusia itu merupakan kesatuan dan berada dalam suatu lingkungan, baik alamiah maupun sosial budaya
c.       Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajib berlangsung seumur hidup

Prinsip dasar pendidikan seumur hidup


  
Pendidikan seumur hidup dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Peranan subyek manusia untuk mendidik dan mengembangkan diri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia
2.      Lembaga penanggung jawab adalah tri pusat pendidikan
3.      Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dari kandungan sampai akhir hayat
4.      Belajar tidak ada batas waktu, sehingga tidak ada konsep terlambat belajar karena sudah tua
5.      Belajar atau mendidik diri adalah proses alamiah sebagai integral atau merupakan totalitas kehidupan

Macam-macam Pendidikan Seumur Hidup

Menurut Philip. H. Combs Pendidikan Seumur Hidup meliputi :
1.   Pendidikan informal, yaitu pendidikan yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari.
2.   Pendidikan formal, yaitu pendidikan yang berlangsung dengan teratur. Terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan atas/tinggi. Dan pendidikan ini mencakup pendidikan umum, kejujuran, akademik profesi,vokasi , keagamaan dan khusus.
3.  Pendidikan Non formal,  yaitu merupakan pendidikan yang berlangsung secara teratur, disengaja, tetapi tidak mengikuti peraturan dan persyaratan yang ketat. Pendidikan ini diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan Non formal berfungsi mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap kepribadian hidup. Pendidikan ini meliputi pendidikan  anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan  pelatihan kerja serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik.

Pendidikan seumur hidup



Pendidikan seumur hidup didasarkan pada konsep bahwa seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisir untuk “instruktion”, studi dan “learning” di disetiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Pendidikan seumur hidup sering pula disebut pendidikan sepanjang jaga.
Konsep pendidikan seumur hidup sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Apalagi bagi umat islam, jauh sebelum orang barat mengangkatnya  islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup. Pada zaman nabi Muhammad SAW 14 abad yang lampau, ide dan konsep itu telah disiarkannya dalam bentuk himbauan. Yaitu “Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat” (HR. Muslim) “. Hakekatnya manusia selalu belajar di sepanjang hidupnya, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Dorongan pendidikan/ belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai suatu kebutuhan.

Selasa, 13 Mei 2014

Tips Belajar Autisme: 6 Teknik Mengajar Anak Autis

Tips Belajar Autisme: 6 Teknik Mengajar Anak Autis
Mengajar anak autis merupakan tugas yang menantang, terutama bagi yang belum pernah memiliki pengalaman menangani anak-anak dengan ketidakmampuan belajar.
Meskipun lambat, anak autis bisa dilatih untuk membaca, menulis, dan belajar.
Autisme mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif.
Autisme merupakan kelainan genetik dan tidak dapat disembuhkan.
Namun tidak berarti anak autis tidak dapat menjalani kehidupan normal.
Pengaruh autisme akan bervariasi antara satu anak dengan yang lainnya.
Ada yang hanya sedikt berbicara, sementara yang lainnya menunjukkan perilaku kompulsif yang ekstrim.
Di sekolah khusus, anak-anak autis juga belajar aritmatika, tata bahasa, dan lain-lain sama seperti anak lainnya.
Berbagai teknik dilakukan untuk mengajar anak-anak autis di sekolah khusus.
Diperlukan kesabaran dan ketekunan ketika menghadapi anak-anak dengan autisme.
Perilaku agresi, agitasi, dan mudah marah dari guru akan berpengaruh negatif terhadap proses pengajaran.
Berikut adalah beberapa teknik yang bisa dilakukan untuk mengajar anak-anak dengan autisme: