Rabu, 14 Mei 2014

Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup


Pendidikan seumur hidup bermula dari laporan th 1972 Komisi Internasional Pengembangan Pendidikan, dipublikasikan oleh UNESCO dan sekarang dikenal dengan istilah “LAPORAN FAURE” yang memuat rekomendasi pertama untuk perencanaan-perencanaan pendidikan. Mengapa dikatakan pendidikan seumur hidup, hal ini didasarkan pada :
Ø  Keadilan
Keadilan dalam memperoleh pendidikan seumur hidup diusahakan oleh pemerintah. Dalam konteks keadilan pendidikan seumur hidup pada prinsipnya bertujuan untuk mengeliminasi pesanan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan. Dengan masyarakat yang berpengetahuan, secara otomatis masyarakat akan menghasilkan kerja yang baik. disampingitu dengan pendidikan seumur hidup maka masyarakat akan mampu memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki.
Ø  Factor-faktor sosial
Pendidikan seumur hidup dapat melengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya pendidikan ditangani oleh keluarga. Pendidikan seumur hidup harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan social yang bermacam-macam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhdap perubahan hubungan antara mereka/ orang lain.
Ø  Perubahan teknologi
Pertumbuhan teknologi menyebabkan meningkatnya persediaan informasi, merubah sifat-sifat pekerja, meningkatkan urbanisasi, dan waktu luang. Ketidakpastian peranan social dan hubungan interpersonal di masa depan. Akibatnya basis keorganisasian baru pendidikan menjadi penting dan diperlukan dimana-mana.
Ø  Factor Vocational/ pekerjaan
Pendidikan dalam rangka menghadapi perubahan mengatakan :
“ Ketrampilan atau pengetahuan yang telah diperoleh di masa sekarang, akan tidak sesuai setelah ada perkembangan dan kemajuan zaman”.
Pendidikan vocational diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal, trampil untuk menghadapi tantangan masa depan.
Ø  Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
Orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, maka diupayakan system pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa. Secara radikal perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan dan sekolah apa. Hal ini memerlukan politik pendidikan seumur hidup.
Ø  Kebutuhan anak-anak awal
Sebenarny anak kecil memiliki karakter tersendiri dan bukan semata-mata hanya masa penantian untuk menuju/ masuk periode anak-anak, remaja, dan dewasa. Masa anak-anak awal merupakan basis untuk perkembangan kejiwaan selanjutnya meskipun dalam tingkat tertentu pengalaman-pengalaman yang datang belakangan dapat memodifikasi perkembangan yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya.
Hal ini sesuai dengan konsep pendidikan di Indonesia bahwa pendidikan berlangsung di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan berlangsung sepanjang masa/ seumur hidup.
Ø  Implikasi dari pendidikan seumur hidup
·         Pendidikan baca tulis fungsional
Program ini penting bagi pendidikan seumur hidup, tetapi pada kenyataanya di Negara-negara yang berkembang banyak penduduk yang buta huruf. Mereka lebih suka menonton TV, mendengarkan radio, mengakses internet daripada membaca dan menulis.
·         Pendidikan vokasional
Pendidikan vocational diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal, trampil untuk menghadapi tantangan masa depan.
·         Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
Diketahui bahwa di era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan iptek, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dengan cara masak yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung secara continue (lifelong education). Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan social dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas pendidikan seumur hidup.
·         Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Disamping tuntutan penguasaan ilmu IPTEK, dalam kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat yang semakin maju dan kritis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara. Pendidikan seumur hidup yang bersifat continue dalam konteks ini merupakan konsekuensinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar