Pendidikan
seumur hidup bermula dari laporan th 1972 Komisi Internasional Pengembangan
Pendidikan, dipublikasikan oleh UNESCO dan sekarang dikenal dengan istilah
“LAPORAN FAURE” yang memuat rekomendasi pertama untuk perencanaan-perencanaan
pendidikan. Mengapa dikatakan pendidikan seumur hidup, hal ini didasarkan pada
:
Ø Keadilan
Keadilan dalam
memperoleh pendidikan seumur hidup diusahakan oleh pemerintah. Dalam konteks
keadilan pendidikan seumur hidup pada prinsipnya bertujuan untuk mengeliminasi
pesanan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan. Dengan
masyarakat yang berpengetahuan, secara otomatis masyarakat akan menghasilkan
kerja yang baik. disampingitu dengan pendidikan seumur hidup maka masyarakat
akan mampu memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki.
Ø Factor-faktor
sosial
Pendidikan seumur hidup
dapat melengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil
alih tugas yang dulunya pendidikan ditangani oleh keluarga. Pendidikan seumur
hidup harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan social yang
bermacam-macam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhdap
perubahan hubungan antara mereka/ orang lain.
Ø Perubahan
teknologi
Pertumbuhan teknologi
menyebabkan meningkatnya persediaan informasi, merubah sifat-sifat pekerja,
meningkatkan urbanisasi, dan waktu luang. Ketidakpastian peranan social dan
hubungan interpersonal di masa depan. Akibatnya basis keorganisasian baru
pendidikan menjadi penting dan diperlukan dimana-mana.
Ø Factor
Vocational/ pekerjaan
Pendidikan dalam rangka
menghadapi perubahan mengatakan :
“ Ketrampilan atau
pengetahuan yang telah diperoleh di masa sekarang, akan tidak sesuai setelah
ada perkembangan dan kemajuan zaman”.
Pendidikan vocational
diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal, trampil untuk
menghadapi tantangan masa depan.
Ø Kebutuhan-kebutuhan
orang dewasa
Orang dewasa mengalami
efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, maka
diupayakan system pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa. Secara radikal
perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan dan sekolah
apa. Hal ini memerlukan politik pendidikan seumur hidup.
Ø Kebutuhan
anak-anak awal
Sebenarny anak kecil
memiliki karakter tersendiri dan bukan semata-mata hanya masa penantian untuk
menuju/ masuk periode anak-anak, remaja, dan dewasa. Masa anak-anak awal
merupakan basis untuk perkembangan kejiwaan selanjutnya meskipun dalam tingkat
tertentu pengalaman-pengalaman yang datang belakangan dapat memodifikasi
perkembangan yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya.
Hal ini sesuai dengan
konsep pendidikan di Indonesia bahwa pendidikan berlangsung di dalam keluarga,
sekolah, dan masyarakat, dan berlangsung sepanjang masa/ seumur hidup.
Ø Implikasi
dari pendidikan seumur hidup
·
Pendidikan baca tulis fungsional
Program ini penting
bagi pendidikan seumur hidup, tetapi pada kenyataanya di Negara-negara yang berkembang
banyak penduduk yang buta huruf. Mereka lebih suka menonton TV, mendengarkan
radio, mengakses internet daripada membaca dan menulis.
·
Pendidikan vokasional
Pendidikan vocational
diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal, trampil untuk
menghadapi tantangan masa depan.
·
Pendidikan ke arah perubahan dan
pembangunan
Diketahui bahwa di era
globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan iptek,
telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dengan cara masak
yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar.
Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung
secara continue (lifelong education). Pendidikan bagi anggota masyarakat dari
berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan social dan
pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas pendidikan seumur
hidup.
·
Pendidikan kewarganegaraan dan
kedewasaan politik
Disamping tuntutan
penguasaan ilmu IPTEK, dalam kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat yang
semakin maju dan kritis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan
politik bagi setiap warga Negara. Pendidikan seumur hidup yang bersifat
continue dalam konteks ini merupakan konsekuensinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar