MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
Carut-marutnya bangsa dengan
berbagai permasalahan yang ada di dalamnya merupakan masalah bersama.
Artinya, jika kita ingin melakukan perbaikan maka semua segi kehidupan
harus diperbaiki. Sebagai contoh, jika kita ingin melakukan perbaikan
menyangkut mafia peradilan sesungguhnya semua segi kehidupan harus
disentuh. Demikian pula dunia pendidikan, ia bersentuhan dengan segala
permasalahan yang ada dalam negeri ini. Bisa saja dunia pendidikan
dituding sebagai biang dari segala permasalahan karena bagaimanapun
dalam dunia pendidikanlah semua orang yang berkiprah di negeri ini
digembleng. Maka tidak mengherankan kini dunia pendidikan diberi
perhatian lebih oleh pemerintah.
Orang-orang yang berkecimpung dalam
dunia pendidikan tentu tidak mau dipersalahkan begitu saja, karena
selama ini sebenarnya dunia pendidikan belum mendapat perhatian dan
pembinaan secara serius. Dunia pendidikan yang sejatinya merupakan
wahana strategis untuk investasi sumber daya manusia di masa depan
sering justru diperlakukan tidak adil. Sebagai contoh, anggaran
pendidikan 20% yang sudah dikuatkan dengan undang-undang, ternyata masih
diplintir dan dipolitisir demi kepentingan politis. Jadi, sesungguhnya
cukup logis jika akhirnya menurut penilaian berbagai lembaga independen
tingkat dunia, kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah, bahkan di
tingkat Asia Tenggara sekalipun.
Secara umum rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia berkaitan dengan
belum adanya standarisasi yang ketat berkaitan dengan kualitas. Oleh
sebab itulah pada decade terakhir pemerintah melalui Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) mulai melakukan standarisasi. Keadaan dunia
pendidikan yang tanpa standar selama ini diperparah lagi dengan
kecenderungan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran yang tidak efektif
dan efisien. Banyak lembaga pendidikan melaksanakan proses pembelajaran
hanya sebagai formalitas, yang penting meluluskan peserta didik.
Dan jika didata, permasalahan pendidikan di Indonesia setidaknya menyangkut beberapa hal berikut :
(1). Rendahnya sarana fisik,
(2). Rendahnya kualitas guru,
(3). Rendahnya kesejahteraan guru,
(4). Rendahnya prestasi siswa,
(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
(6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
(7). Mahalnya biaya pendidikan.
Seorang pakar pendidikan, Paul Suparno, SJ dalam bukunya, Reformasi
Pendidikan: Sebuah Rekomendasi, mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia
sekarang ini diibaratkan seperti mobil
tua yang mesinnya rewel yang sedang berada di tengah arus lalu lintas
di jalan bebas hambatan (Sukardjo: 2009, hal 79). Digambarkan demikian
karena di satu sisi pendidikan di Indonesia dirundung masalah besar,
sedangkan di sisi lain tantangan memasuki era global tidak boleh
dianggap remeh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar