“Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar”. Itulah tema workshop yang diselenggarakan oleh UPTD Pendidikan Kec. Pancalang- Kabupaten Kuningan, Sabtu, 25 Januari 2014, bertempat di SD Negeri 1 Pancalang.
Kegiatan ini digagas dan difasilitasi oleh Kepala UPTD setempat, Drs Wisnu Permana, M.Si. Dalam pidato sambutannya, Wisnu mengatakan tentang pentingnya para guru
untuk senantiasa berupaya meningkatkan kinerjanya serta dapat
melaksanakan bimbingan kepada para siswa agar terhindar dari berbagai
gejala degradasi moral yang belakangan ini diduga mulai sudah merambah
di kalangan siswa sekolah dasar, seperti: adanya kecenderungan
penggunaan kata-kata yang memburuk, rendahnya rasa hormat kepada orang
tua dan guru, dan sebagainya.
Workshop dengan tema yang tergolong
langka bagi guru-guru di lingkungan Sekolah Dasar ini, diikuti oleh
sekitar 130 peserta, terdiri dari unsur guru, kepala sekolah dan
pengawas sekolah di lingkungan UPTD Pendidikan Kec. Pancalang.
Pada kesempatan ini saya bertindak sebagai pemateri tunggal dan berusaha menjelaskan tentang penyelenggaraan Layanan bimbingan konseling di sekolah dasar, yang terbagi ke dalam 3 pokok kajian: (1) Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar; (2) Aplikasi Konsep Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran; dan (3) Layanan Konseling Perorangan.
Saat ini Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
mengacu kepada Permendikbud No. 81A/2013 bahwa pelaksana layanan BK di
SD adalah Guru Kelas. Beberapa jenis layanan BK, seperti: layanan orientasi, informasi, penempatan, dan penguasaan konten
dapat dilakukan dengan cara menginfusikan materi layanan ke dalam
proses pembelajaran tematik. Sementara untuk siswa Kelas IV, V, dan VI
dapat diselenggarakan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok,
dan konseling kelompok.
Sesungguhnya, proses pendidikan di SD
selama ini memang sudah sangat kental dengan warna bimbingan, melalui
sistem pola asuhnya yang khas antara Guru Kelas dengan siswanya.
Misalnya, mengenalkan siswa tentang dunia pekerjaan, menginformasikan
tentang kelanjutan studi, melatih kebiasaan belajar yang baik, mengatur
posisi duduk siswa, dan sebagainya, baik dilaksanakan secara perorangan,
kelompok, klasikal bahkan dalam format lapangan. Dengan demikian,
aplikasi konsep Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar pada dasarnya
bukan hal yang baru. Dalam konteks workshop ini yang perlu ditingkatkan
adalah segi intensitas dan kualitas pelayanannya serta dapat lebih fokus
pada upaya pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa.
Berkaitan dengan penyajian materi layanan Konseling Perorangan,
pada kesempatan ini saya menjelaskan tentang masalah-masalah siswa yang
mungkin masih bisa ditangani oleh Guru Kelas, prosedur penanganan siswa
bermasalah dan beberapa teknik umum layanan konseling perorangan
beserta pengadministrasiannya.
Untuk memahami seluk–beluk layanan BK di
SD secara menyeluruh dalam waktu yang singkat ini tentu tidaklah cukup.
Saya berharap semoga sekecil apapun yang telah disajikan dalam kegiatan
workshop ini kiranya dapat dijadikan bekal bagi para peserta untuk
mengimplementasikan layanan BK di tempat tugasnya masing-masing dan
tetap berupaya mempelajari lebih lanjut tentang BK ini. Terima kasih
atas kerja samanya dan semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar