Antara pendidikan formal dan pendidikan nonformal telah saling
melengkapi. Out put (keluaran) pendidikan formal (sekolah) dari
berbagai jenjang yang kurang memiliki keterampilan, sebagian dapat
dilengkapi dengan keterampilan untuk dapat bekerja pada instansi negeri
dan swasta, atau mengembangkan usaha mandiri (wirausaha). Selain itu
mereka yang putus sekolah dan tidak sempat mengikuti pendidikan formal
diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan nonformal (program
pendidikan life skill) sehingga mampu meningkatkan taraf hidupnya.
Bersamaan dengan kemajuan-kemajuan dalam bidang pendidikan
khususnya pendidikan nonformal, terdapat masalah atau kekurangan yang
perlu dibenahi atau ditanggulangi dalam pembangunan selanjutnya. Salah
satu masalah yang cukup menonjol adalah masalah pemerataan pendidikan.
Dalam hal ini diakui bahwa masyarakat pedesaan terutama masyarakat
daerah pedesaan terpencil masih belum terjangkau pendidikan termasuk
pendidikan nonformal. Kelompok masyarakat ini perlu mendapat perhatian,
sehingga kualitas dan taraf hidupnya dapat ditingkatkan. Tentu saja
keberadaan mereka perlu diketahui sehingga dapat dirancang
program-program pendidikan nonformal yang relevan dengan kebutuhan
belajar mereka. Pembangunan pedesaan mempunyai peranan penting dan
strategis dalam pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar masyarakat tinggal di daerah pedesaan
dengan lingkungan yang memiliki potensi alam yang melimpah, lagi pula
pembangunan pedesaan menyentuh langsung kepentingan masyarakat desa.
Oleh sebab itu pemerintah seharusnya memberikan perhatian besar dan
lebih serius terhadap pembangunan desa.
Kemajuan dalam pembangunan desa telah banyak dirasakan manfaatnya,
namun masih banyak pula masalah-masalah yang perlu dipecahkan untuk
lebih memantapkan pembangunan desa. Khususnya dari segi peningkatan dan
pemerataan pendidikan nonformal perlu dikenali aspek-aspek mendasar dari
kehidupan masyarakat desa sebagai subyek (warga belajar). Untuk maksud
itu setiap lembaga yang bertanggung jawab atas pengembangan pendidikan
nonformal pada masyarakat pedesaan perlu melaksanakan kegiatan
penelitian secara mendalam dan luas. Menyadari akan kekurangan yang ada
di daerah pedesaan, maka program riset dalam rangka pelaksanaan
pendidikan nonformal bagi masyarakat pedesaan merupakan satu kebutuhan.
Salah satu jenis penelitian yang akurat dan cepat hasilnya dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan adalah
action research. Untuk mengejar ketinggalan yang dihadapi masyarakat
desa perlu dikembangkan jenis penelitian ini:
1) Program pendidikan nonformal dengan menggunakan bahasa ibu.
2) Masyarakat pedesaan terdiri atas berbagai suku bangsa yang
memiliki bahasa lokal masing-masing, ingat saat ini masih digunakan
secara lisan dalam pergaulan hidup seharí-hari.
3) Pesan-pesan pendidikan nonformal akan lebih mudah dan cepat
dihayati dan dimengerti oleh masyarakat apabila disampaikan dalam bahasa
lokal atau bahasa ibu mereka. Selain itu, dengan menggunakan bahasa ibu
dalam menyampaikan pesan-pesan pendidikan nonformal, sekaligus dapat
melestarikan bahasa ibu guna memperkaya kebudayaan nasional.
Hasil penelitian Jim Cummis (2005) menjelaskan bahwa anak-anak yang
kuat akan lebih dapat membangun kemampuan keaksaraan mereka dalam
bahasa yang digunakan di temapat pendidikan. Jika orang tua dan pengasuh
lainnya (misalnya kakek atau nenek) bisa meluangkan waktu dengan
anak-anak mereka, serta bercerita atau mendiskusikan masalah tertentu
sehingga dapat mengembangkan keaksaraan dalam konsep bahasa ibu mereka,
maka anak-anak bisa lebih siap untuk mempelajari bahasa di tempat
pendidikan, dan berhasil dalam pendidikan mereka. Pengetahuan dan
keterampilan mereka dialihkan dari bahasa ibu yang telah mereka pelajari
di rumah ke dalam bahasa yang digunakan di tempat pendidikan. Dari
sudut pandangan pengembangan konsep dan keterampilan berfikir anak-anak,
kedua bahasa ini saling bergantung satu sama yang lain. Pengalihan
lintas bahasa terjadi secara dua arah, jika bahasa ibu dipromosikan di
sekolah (misalnya dalam program pendidikan dwi bahasa) makan konsep
kemampuan berbahasa dan ketrampilan keaksaraan yang dipelajari oleh
anak- anak dalam bahasa ibu mereka. Singkatnya kedua bahasa itu bisa
saling terpelihara jika lingkungan pendidikan mendukung anak-anak untuk
menggunakan dua bahasa.
Pendekatan bahasa ibu dalam proses pembelajaran, peluang untuk
keberhasilan cukup tinggi karena yang dipelajari adalah ucapan,
kata-kata yang setiap saat muncul di dalam kehidupan baik dalam proses
sosial, ekonomi maupun proses budaya. Pemahaman makna yang dipelajari
akan lebih mudah dimengerti karena kata-katanya sudah menjadi bagian
tentang apa yang telah dikerjakan atau dilakukan dalam kehidupannya.
Manfaat yang didapatkan dari pembelajaran dengan menggunakan bahasa ibu (bahasa rimba) adalah:
1) Bisa menjadikan lebih cepat akrab dengan warga belajar
2) Bisa mempelajari dan memahami struktur bahasa warga belajar
3) Warga belajar dapat melestarikan adat mereka
4) Memotivasi pada warga belajar untuk menularkan kemampuan membaca, menulis,
dan menghitung kepada generasi berikutnya.
Program radio siaran
pendidikan nonformal kegiatan dan peristiwa pembelajaran, khususnya
pendidikan nonformal perlu diusahakan melalui berbagai alternatif
program strategis yang bervariasi dan inovatif, sehingga dapat
memberikan pelayanan secara maksimal kepada setiap warga masyarakat
sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, kecepatan dan ketepatan belajar
setiap warga masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat perluasan
dan pemerataan belajar bagi seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu alternatif pembelajaran pendidikan nonformal yang cukup
strategis dan inovatif adalah saluran media. Melalui media pesan atau
bahan belajar dapat dikomunikasikan secara efektif untuk merangsang
pikiran, sehingga terdorong untuk belajar secara optimal. Radio sebagai
salah satu media dengar, cukup efektif terutama bagi masyarakat di
daerah pedesaan yang sulit menjangkaunya (terpencil /terisolir). Hal itu
dapat dipahami karena masyarakat terpencil sulit dijangkau secara
langsung melalui media cetak dan media visual (televisi), yang dapat
diusahakan dan diimiliki masyarakat terpencil / terisolir adalah radio.
Untuk mengkomunikasikan pesan-pesan pendidikan nonformal secara luas
kepada masyarakat, terutama yang hidup di daerah terpencil /terisolir,
sangat diperlukan radio siaran pendidikan nonformal.
Program Lab-site
Pendidikan Nonformal, bila dikaitkan dengan kebutuhan belajar masyarakat
pedesaan, maka perlu dirancang uji coba model-model pembelajaran
pendidikan nonformal yang relavan dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan
uji coba ini lebih intensif bila dilaksanakan pada suatu wilayah/lokasi
yang dirancang khusus sebagai lab-site PNF. Selain itu pelatihan bagi
para tenaga tutor dan pembelajaran warga masyarakat akan lebih berhasil
bila diselenggarakan pada lab-site PNF. Dengan demikian sangat
diperlukan suatu lab-site PNF yang akan berfungsi sebagai tempat praktek
atau tempat rintisan program-program PNF dan tempat latihan bagi
tutor-tutor dalam membelajarkan warga belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar